Info penerimaan mahasiswa baru IDIA Prenduan tahun akademik 2010-2011 silahkan klik di sini

Penampilan Teater RODA di Instika An-Nuqyah Guluk-Guluk

Senin, 13 Juni 2011

Kirim ini ke Facebook Anda..

www.tips-fb.com

Penampilan Teater RODA di Instika An-Nuqyah Guluk-Guluk

Senin malam, (17/05/2011) Teater Roda menampilkan sebuah pertunjukkan di STIKA An-Nuqyah Guluk-Guluk. Penampilan ini dalam rangka memenuhi undangan STIKA dalam acara Festival Cinta Buku 2011 yang berlangsung selama seminggu penuh. Sebagaimana yang diketahui bahwasannya Festival Cinta Buku ini merupakan agenda wajib disetiap periode kepengurusan BEM STIKA An-Nuqyah Guluk-Guluk dan ini merupakan yang ketiga kalinya.
Pertunjukan Teater Roda kali ini menekankan kepada kritikan akan keprihatinan terhadap keadaan pers secara global saat ini, dengan judul Pers_seteruan yang disutradarai oleh sdr. Aris Kurniwan [caca] dengan para actor yang diantaranya adalah, Al-Fonzo [Muhammad Jedi], Kapten [Muhammad Kholis], Pherot [Feri Aryanto], Gaplex [Joko Andi], Lebbay [Syarifuddin A. Natonis], Syerrem [Syamsul Arifin], Edong [Ahmad Qusyairi], Mumun [Munir], dan Naruto [Andre Noviarto].
Tema pertunjukkan sendiri merupakan hasil perenungan para anggota Teater Roda sendiri terhadap kondisi pers masa kini yang bisa dibilang sudah tidak beradab. Dalam pertunjukkan kali ini memadukan antara absurd dan realis (surealis).
Seperti biasanya, sudah lumrah terjadi jika setiap ada penampilan maka beberapa hari sebelumnya pastilah diadakan persiapan ,persiapan ini sendiri berfungsi untuk selain melatih actor juga untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin saja timbul ketiak penampilan sedang berlangsung, karena biar bagaimanapun juga pastilah nama IDIA_lah yang dibawa dalam setiap kali penampilan diluar, baik itu dalam rangka mengikuti perlombaan ataupun sekedar pertunjukkan karena diundang.
Penampilan di STIKA ini tidak serta merta berjalan dengan sebagaimana yang telah direncanakan karena beberapa penyebab, diantaranya adalah keadaan penonton sendiri yang gaduh selama pertunjukan berlangsung, belum lagi mengenai pencahayaan yang tidak sempurna. Sehingga keadaan yang dimana ketika property pertunjukan keluar masuk panggung seharusnya tidak terlihat oleh penonton menjadi terlihat sehingga mengaburkan jalannya alur pertunjukkan. Menurut salah seorang senior dari teater Roda, hal ini dapat dimaklumi karena penampilan kali ini tidak terlakasana di tempat yang semestinya, tempat yang menjadi ciri khas tersendiri bagi pertunjukan teater. [Syarifuddin A. Natonis]

Artikel Terkait



0 komentar: