Sudah menjadi sebuah keharusan yang tak dapat ditawar lagi, bahwa sebagai seorang pemimpin hendaknya mengetahui peraturan secara baik. Pengetahuan terhadap peraturan disini tidak hanya terkait dengan peraturan negara. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu mengenai pengetahuan agama. Peran agama dalam sebuah kepemimpinan merupakan prioritas terdepan. Tingginya nilai spiritual yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai kontribusi besar terhadap jalannya roda pemerintahan sebuah negara. Pengertian halal dan haram dalam sebuah pemerintahan haruslah dipahami sebagai tindakan untuk tetap memperhatikan aturan yang ada dalam kehidupan, baik berupa undang-undang, peraturan dan kebijaksanaan pemerintah. Sehingga dapat ditentukan langkah dan tindakan yang diperkenankan dan langkah yang dilarang.
Seorang pemimpin akan dapat mengontrol dirinya untuk bisa tetap melakukan hal yang halal dan menjauhi sesuatu yang haram, sepanjang ia memiliki penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan yang tinggi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin hendaklah melengkapi dirinya dengan ilmu agama. Dengan demikian, segala aturan hukum yang dibuatnya tetap mengacu pada ajaran agama sebagai pegangan hidup, termasuk pegangan dalam menjalankan pemerintahan selaku pemimpin negara.
Dalam kehidupan negara demokrasi saat ini, perihal halal dan haram haruslah diperluas pengertiannya, termasuk kaidah-kaidah dalam menjalankan kepemimpinan sesuai dengan peraturan dan hukum syari’ah yang telah ditetapkan dalam agama. Dengan cara seperti ini kita bisa berharap untuk dapat mewujudkan negara yang baik dan bersih dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme serta suap-menyuap yang kini lagi ngetren dikabarkan di media masa.
Nurmaida
Semester 3 BPI
Kangean
0 komentar:
Posting Komentar