Info penerimaan mahasiswa baru IDIA Prenduan tahun akademik 2010-2011 silahkan klik di sini

CINTA SUNNAH

Jumat, 21 Januari 2011

Kirim ini ke Facebook Anda..

www.tips-fb.com


Oleh: Andre Noviarto
Asal Bondowoso
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
As-Salafus Shalih adalah umat terbaik yang didik langsung oleh Rasulullah SAW. Mereka hidup sejaman dengan beliau, mereka yang melihat langsung perbuatan dan dakwah beliau. Mereka mendengar langsung wahyu Allah dari lisan rasul-Nya. Bahkan Rasulullah SAW telah menjamin kebaikan mereka dalam suatu hadits. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah masaku, kemudian masa setelah mereka (tabi’in), kemudian masa setelah mereka (tabi’ut tabi’in).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah Ta’ala sungguh luar biasa. Meskipun dicoba dengan berbagai penderitaan, mereka tetap teguh berdiri di jalan Allah SWT. Walaupun kini mereka telah tiada, namun keteguhan dan semangat mereka dalam menghambakan diri kepada Allah SWT, harus kita tiru dan terapkan.
As-Salafus Shalih adalah orang-orang yang berpegang tegung terhadap Al-Qur’an dan As-sunnah, meskipun konsekuensinya mereka menjadi orang-orang asing dan hidup penuh penderitaan dan cobaan. Tapi mereka tetap sabar dan ikhlas menjalaninya demi cinta mereka kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Mereka mengharapkan balasan yang lebih utama di sisi Allah SWT, yaitu ampunan dan surga di Akhirat nanti.
Berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan As-sunnah adalah ciri khas mereka. Mereka menyandarkan semua masalahnya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mengembalikan semua perselisihan dan perbedaan yang terjadi diantara mereka kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menegakkan agama Allah SWT di muka bumi ini demi mengharapkan keridhaan-Nya dan rahmat-Nya. Inilah sikap yang seharusnya kita tiru, seperti sikap para sahabat yang sebisa mungkin meniru dan mengikuti perbuatan Rasulallah SAW (menegakkan sunnah) dikala beliau masih hidup dan tetap berusaha menjaganya dan menghidupkan sunnah-sunnah beliau ketika beliau telah wafat. Allah SWT mengancam dengan keras orang-orang yang tidak mengikuti jalan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. An-Nisaa’: 115)
Mengaplikasikan manhaj As-Salafus Shalih adalah keharusan bagi kita sebagai generasi setelahnya. Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-sunnah serta menghidupkan sunnah-sunnah yang mulai ditinggalkan dan dilupakan. Bahkan banyak diantara kita yang lebih memilih bid’ah dari pada sunnah dan banyak diantara kita yang memilih taklid kepada orang-orang yang kita anggap berlimu, namun pada pada hakikatnya mereka kurang ilmunya, bahkan tak berilmu, yang memutuskan masalah dengan nafsu mereka bukan dengan Al-Qur’an dan As-sunnah.
Menghidupkan sunnah adalah ciri khas As-Salafus Shalih, namun saat ini orang-orang yang berusaha menghidupkan sunnah yang mulai ditinggalkan dan mulai dilupakan, malah menjadi orang-orang asing yang seakan-akan mereka adalah suatu kesalahan yang hidup di era modern ini. Mereka dihina dan dikucilkan, padahal mereka berusaha mengikuti As-Salafus Shalih yang mendapat petunjuk setelah Rasulullah SAW.
Sebelum Rasulullah SAW wafat, beliau telah memerintahkan kita untuk berpegang teguh kepada sunnahnya dan sunnah sahabatnya. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Najih Al-Irbadh bin Sariyah, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup diantara kalian, kelak ia akan menyaksikan perselisihan yang amat banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafaa’ Ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah ia dengan gigi gerahammu (pegang ia erat-erat). Jauhi perkara-perkara yang baru (dalam agama) karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Seharusnya kita sebagai umat yang hidup di era modern ini berusaha mencontoh, mengikuti, dan meneladani As-Salafus Shalih, walaupun mereka telah tiada, namun merekalah generasi terbaik umat yang pernah hidup sebelum  kita. Mencintai sunnah dan sebisa mungkin menghidupkan dan menerapkannya dalam aplikasi hidup kita sehari-hari adalah cara termudah untuk meneladani As-Salafus Shalih.
Marilah mulai saat ini kita perdalam ilmu dan pemahaman kita mengenai agama kita ini dan menjadikan Al-Qur’an sebagai imam bagi hati dan pikiran kita, serta menerapkan As-Sunnah sebagai pedoman bagi sikap dan tingkah laku kita.

Artikel Terkait



0 komentar: